KISAH MUKHAIRIQ, PENEBUS SURGA DENGAN CINTA

 



Penulis : Ust Nauval.N


الحمد لله رب العالمين و الصلاۃ و السلام علی سيدنا محمد و علی أله واصحابه أجمعين

para sahabat yang di rahmati ALLAH S.W.T
pada kesempatan kali ini al faqiir akan menyampaikan sebuah kisah dari seorang pendeta yang masuk islam yang insyaa'allah dapat memotivasi kita semua.

Pada pertengahan akhir bulan sya’ban ada sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh sahabat RasuluLLAH SAW. Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah RA bahwa Rasul SAW berpuasa diseluruh bulan sya’ban bahkan ada dalam riwayat lain RasuluLLAH berpuasa di kebanyakan bulan sya’ban. Lantas apakah yang dilakukan oleh sahabat RasuluLLAH untuk meningkatkan keimanan, untuk menambahkan pahala.
Ketika di pertengahan akhir bulan sya’ban, para sahabat-sahabat Rasululloh SAW. Mereka langsung/sering membuka kitab suci Al-Qur’an untuk dibaca, diantara mereka ada yang langsung mengeluarkan zakatnya, diantara mereka ada yang terus bersedekah dengan sebuah harapan agar ALLAH SWT mensucikan hatinya dari dosa dan ALLAH membersihkan jiwanya ketika jiwa ini akan memasuki bulan Ramadhan yang diharapkan ada sebuah kesucian jiwa.

ان الصدقة تطفع الخطيءكمايطفع الماءالنار

Sesungguhnya sedekah yang kalian bagikan itu bagaikan air yang menyembur ke api, dan api itu adalah gambaran dosa dan maksiat yang sering kita lakukan.
Keimanan dan ketaqwaan seseorang itu akan terbukti oleh apa yang ia lakukan seperti menebar rahmat dan kasih sayang, bukannya menebar kebencian dan ancaman untuk kematian orang-orang non muslim. Yang terjadi pada saat ini adalah sebuah kesalahpahaman terhadap agama islam itu sendiri. Ketika seorang orang tua lalai dalam mencarikan guru atau ustadz untuk anaknya, ketika orang tua tidak memperhatikan apa yang dibaca oleh anaknya, ketika orang tua itu buta dan tidak tau mengenai agama islam itu apa. Maka orang tua itu akan bertanggung jawab kelak di akhirat ketika anaknya terombang-ambing dalam ajaran aliran sesat yang selalu menginginkan orang-orang non muslim itu mati.
RasuluLLAH SAW sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul pernah diajak dalam sebuah pertemuan yang diwakili oleh berbagai macam kalangan dan para pembesar, mereka semua itu adalah utusan yang mewakili dari berbagai macam agama yang berbeda. Namun ketika telah dicapai kesepakatan akan pertemuan itu ditulis dalam perjanjian diatas kertas untuk saling menghormati, untuk tidak mencerca, untuk tidak membunuh bahkan untuk tidak mengurangi hak orang lain. Maka Rasul SAW berkata dalam sabdanya : “Andaikan pertemuan itu terjadi setelah aku menjadi Rasul, andaikan kesepakatan damai antara pemuka agama itu dan aku hadir setelah aku menjadi Rasul, Maka wajib bagiku untuk meyetujui dan menanda tangani perjanjian tersebut”.
Inilah yang menjadikan Rasul SAW istimewa, Beliau adalah penebar rahmat dan dicintai semua orang. Rasul SAW sama sekali tidak mengajarkan kita untuk membenci orang-orang non muslim. Beberapa sahabat RasuluLLAH SAW bahkan dari musuh beliau juga mereka merasa takjub akan sifat-sifat Rasul SAW akan kedermawanannya, kasih sayangnya, kebaikannya yang terus beliau tebar kepada siapapun. Salah satunya adalah seorang pendeta yang bernama Mukhairiq An-Nadhri Al-Israil.
Mukhairiq adalah salah satu pendeta di kota Madinah. Ia selalu memperhatikan jejak RasuluLLAH dan memperhatikan apa yang beliau lakukan selama di kota Madinah maka hidayah datang kepadanya. Dikumpulkan orang-orang yahudi Madinah dari Bani Nadhir kemudian Mukhairiq pun berkata : “Ketahuilah wahai para yahudi, sesungguhnya kemenangan Muhammad sudah sangat jelas dan terang mengalahkan kalian semua yang selalu memusuhinya”. Para yahudi yang dikumpulkan Mukhairiq berkata : “Wahai Mukhairiq sang pendeta, tahukah kamu bahwa hari ini adalah hari sabtu yang dimana para yahudi melakukan ibadahnya. Mengapa kau malah menjelek-jelekan agama yahudi?”. Mukhairiq pun menjawab : “Mulai saat ini tidak ada bagiku kekhususan peribadahan di hari sabtu, dan aku akan mengikuti Muhammad dan membela Muhammad dalam peperangan”.
Begitu pernyataan yang sangat menggemparkan dari seorang pendeta yang terkenal yang sangat kaya raya, kekayaannya itu sangat jauh perbandingannya dengan pendeta-pendeta lainnya. Tapi lihatlah, ketika dia langsung bersaksi dihadapan banyak kaum yahudi karena merasa takjub akan sifat RasuluLLAH SAW yang menjadi Rahmat untuk semua orang. Akhirnya dihadapan orang yahudi dan dihadapan sahabat lainnya, Mukhairiq berkata : “Ketahuilah wahai sahabat-sahabatku kaum yahudi, andaikan aku wafat di peperangan uhud maka semua harta yang aku miliki itu aku hibahkan semua kepada Muhammad SAW tergantung kepada siapa ia akan memberikannya lagi”.
Lihatlah akan sebuah kebebasan jiwa ketika seseorang telah mendapatkan hidayah dari ALLAH SWT, menghempaskan semua apa yang ia miliki karena kecintaan kepada RAsuluLLAH SAW dan ajarannya mengalahkan hawa nafsu yang ia miliki. Sehingga ketika ia wafat dalam peperangan uhud dan Rasul diberitahukan akan wafatnya ia, maka Rasul pun menjawab : “Sesungguhnya ia adalah orang dari kaum yahudi yang paling terbaik”. Dinukilkan dari berbagai kitab ahli sejarah (Ibnu Katsir Dalam Sirah An-Nabwiyah) mengatakan “Dia adalah termasuk dalam sahabat RasuluLLAH SAW yang masuk islam dan masuk surga walaupun belum melaksanakan shalat apapun”.

Lihatlah akan sebuah rahmat dan kasih sayang yang ALLAH berikan kepada hamba-Nya ketika ada sebuah keikhlasan dalam hati yang tidak terukur dengan apa yang ia cintai. Maka kesaksian itu akan menjadi kesaksian bahwa apapun yang kita miliki itu adalah titipan belaka dan apapun yang kita punya sesungguhnya akan dihitung di hadapan ALLAH atas apa yang kita infakkan di jalan-Nya.

Dalam firman ALLAH SWT dalam surah An-Nisa ayat 29 yang berbunyi :

وَلَا تَقۡتُلُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِیمࣰ

Artinya : “Dan janganlah kalian membunuh jiwa kalian sendiri, sungguh ALLAH menyayangi kalian”.
Bukankah orang yang melakukan peledakkan diri itu adalah upaya untuk membunuh diri sendiri, melepaskan jiwa yang ALLAH telah ciptakan dengan kekuasaan-Nya hanya untuk menodai orang yang tidak berdosa. Perbuatan ini sungguh jauh dari apa yang telah RasuluLLAH SAW ajarkan. Rasul SAW bersabda : “Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu maka diakhirat nanti ia akan diadzab oleh barang yang digunakan untuk membunuh dirinya itu”.

Mudah-mudahan kita diberikan kesempatan untuk kembali menggali nilai-nilai kebaikan dan Rahmat yang Rasul SAW ajarkan dalam risalah islami.

Sumber : rangkuman mauidloh dari dr.kh.muhammad adnan Lc.Ma.LLm(rektor ma'had aly zawiyah jakarta)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencintai Sewajarnya

Mencintai karena Allah SWT. dan membenci karena Allah SWT.

Pemuda ahli maksiat yang diangkat derajatnya karena memuliakan bulan kelahiran nabi Muhammad SAW .